PENTINGNYA SANAD.....!!!
Sanad
sangatlah penting dalam masalah keilmuan apalagi masalah hadits. Jika
tidak ada sanad, maka tidak akan trjadi hadits, karena mayoritas hadits
pada zaman Nabi Saw tdk tertulis, dtrima hnya scra individu tdk scra
mutawatir. Dan sanad atau isnad merupakan pondasi dari setiap ajaran
agama Islam. Abdullah bin Mubarak seorg tabi’in besar berkata :
الاسناد من الدين ولو لا الاسناد لقال من شاء ما شاء
“ Sanad mrupakan bagian dari agama, jika tdk ada sanad maka siapa saja dapat mengatakan apa yg dikehendakinya “.
Imam Az-Zuhri setiap mnyampaikan hadits selalu disertai dengan sanad dan mngatakan :
لا يصلح ان يرقى السطح الا بدرجه
“ Tidak layak naik ke atap rumah kecuali dengan tangga “.
Nah imam
Bukhori selain hadits-haditsnya memiliki sanad yang kuat dari 1000
(seribu) ulama lebih yang beliau temui langsung, beliau pun berguru
dengan ratusan para ulama terkemuka yang ahli dalam sgala fan ilmu agama
di masanya.
Poin
kedua : Imam Bukhori selain mencapai prdikat Amirul mukminin fil hadits
(Jabatan paling tinggi dlm ilmu hadits), juga sebagai ulama Mukharrij
(penyebut hadits beserta sanad) sangat berbda jauh dengan al-Albani yang
bukan muhaddits dan bukan mukharrij (karena metode takhtrijnya
menyimpang dari kaidah takhrij yang sebenarnya dan ngawur), dan sungguh
tak layak al-Albani disejajarkan dalam imam-imam ahli hadits.
Imam Bukhori berkata :
احفظ مائة الف حديث صحيح واحفظ مائتي الف حديث غير صحيح
“ Aku hafal 100.000 (seratus ribu) hadits shohih dan aku juga hafal 200.000 (dua ratus ribu) hadits selain shohih “.
(Lihat di kitab ; Tarikh Baghdad 2/9, Tahdzibun Nawawi 1/74 dan Siyar a’lam an-Nubala 12/402)
Hadits
shohih yang beliau hafal melebihi hadits-hadits shohih yang beliau
kumpulkan dalam kitabnya Jami’ shohih-nya yang hanya beliau kumpulkan
sbnyak 7.397 buah hadits shohih yang berulang-ulang dan 2.067 buah
hadits shohih tanpa berulang-ulang.
Kitab
jami’ shohih tsb beliau tulis selama 16 tahun dan beliau terima langsung
scra talaqqi (bertatap muka) dari lebih 70.000 (tujuh puluh ribu)
perowi melalui penelitian yang tekun dan berhati-hati kemudian diajukan
ke hadapan para gurunya di antaranya imam Ahmad, Yahya bin Ma’in, Ali
al-Madini dll. Merka menilai keshohihannya.
Setiap
akan menulis hadits beliau mandi dan sholat istikhoroh 2 roka’at
terlebih dahulu dan tidak menulisnya kecuali hadits yang shohih, sanad
yang muttasil (bersambung mata rantai perowinya), adil dan dhobith. Maka
sungguh luar biasanya ilmu beliau dan sudh berpa ratus ribu kali beliau
sholat istkhoroh??
Dan
beliau pun menetapkan syarat-syarat dalam menilai hadits shohih yang
menunjukkan sikap sangat kehati-hatian beliau dalam menjaga hadits2 Nabi
Saw, di antaranya :
-
Persambungan sanad. Setiap perowi harus bertemu dan menerima
periwayatan dari perowi sebelumnya scra langsung dari awal hingga akhir
sanad. Artinya bertatap muka langsng dgn syaikh yg mnyampaikan
periwayatan, mendengar berita yg disampaikan dan melihat apa yang
dilakukan.
- Harus orang yang adil yaitu org yg konsisten dlm beragama, akhlaknya baik, tdk fasiq dan mnjaga muruah.
- Dan syarat-syarat lainnya…
Dan semua ini telah masuk dalam criteria beliau. Sedikit saya berikan contoh :
ما اخرجه
البخاري قال حدثنا مسدد حدثنا معتمر قال سمعت ابي قال سمعت انس بن مالك رضى
الله عنه قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم بقول : اللهم اني اعوذ بك من
العجز والكسل والجبن والهرم واعوذ بك من فتنة المحيا والممات واعوذ بك من
عذاب القبر.
Hadits
yang diriwayatkan imam Bukhori, beliau berkata memberitakan kpd kami
Musaddad, memberitakan kpd kami Mu’tamir, beliau berkata ; Aku mendengar
ayahku berkata ; Aku mndengar Ana bin Malik berkata; Nabi Saw bersabda “
Ya Allah sesungguhnya aku mohon perlindungan kpd-Mu dari sifat lemah,
malas, penakut dan pikun. Aku mohon prlindungan pd-Mu dr fitnah hidup
dan mati dan aku mohon prlindungan pd-Mu dr adzab kubur “.
Anas
seorang sahabat yg mdnengar hadits tsb dari Nabi langsung. Sulaiman bin
Tharkhan ayahnya Mu’tamir menegaskan dgn kata mendengar dr Anas.
Demikian jg Mu’tamir mndgar dr ayahnya tsb. Musaddad syaikh imam Bukhori
jg mengaskan dgn mendngar dari Mu’tamir dan imam Bukhori pun mndengar
lngsung dr gurunya tsb.
Inilah
satu dari ratusan ribu sanad imam Bukhori. Demikian juga di dalam
mentakhrij hadits beliau memiliki criteria syarat-syarat di atas.
Al-Albani
sangat tak layak disebut Muhaddits, karena muhaddits adalah sama dengan
hafidz menurut ulama mutaqoddimin yaitu orang yang telah hafal 100.000
hadits, seorang pakar hadits yg mngtahui illat-illat hadits dan
istilah-istilah para muhaddtisin.
Bahkan
menrut imam Subuki dalam kitabnya Ma’wid An-Ni’am selain hafal 100.000
hadits beserta sanad-sanadnya, ia juga harus mngetahui illat, nama
periwayat hadits baik yang tinggi dan yg rendah, dan memahami buku induk
hadits enam (Al-Kutubu As-Sittah), musnad Ahmad, Sunan Al-Baihaqi,
Mu’jam Ath-Thobroni dan 1000 (seribu) juz hadits.
Bagaimana
dengan Al-Albani?? Kita sudh mngetahui menurut PERSAKSIAN para ulama di
zamannya mnyatakan bahwa dia tidak hafal matan- matan hadits apalagi
sanad -sanadnya. Bahkan KEILMUANNYA tidak mencapai untuk menilai sebuah
matan hadits kemudian meneliti rijal(para perowi)nya di kitab kitab “Al
Jarh watta’diil”,sehingga berangkat dari itu semua, dia menghukumi
sebuah hadits dengan menshahihkan dan mendha’ifkan nya dalam keadaan
“Tidak Mengerti atau Bodoh ” bahwa sebuah hadits mempunyai jalan
riwayat,syawahid (hadits lain sebagai saksi penopang)dan
mutaba’at(penelusuran susulan), bahkan yang lebih parahnya dia banyak
mendho’ifkan hadits yang dinilai shohih oleh imam Bukhori, seolah-olah
kapasitas keilmuan imam Bukhori masih di bawah al-Albani. Padahal kita
tahu kitab shohih imam Bukhori kitab yang paling menduduki peringkat
nomer satu dr kitab2 hadits shohih lainnya.
Ibnu Khuzaimah brkata :
ما رايت تحت اديم السماء اعلم بحديث رسول الله صلى الله عليه و سلم و لا احفظ من محمد بن اسماعيل البخاري
“ Aku tdk
melihat di bawah kolong langit seorang yang lebih mengetahui hadits
Rasulullah Saw dan yang lebih hafal daripada Muhammad bin Ismail
Al-Bukhori “.
Lebih tegasnya imam At-Tirmidzi berkata “
لم ار في العلل والرجال اعلم من البخاري
“ Aku tdk
melihat dalam ilmu ilat (ilmu mngtahui cacat yg tersmbunyi dlm hadits)
dan ilmu rijal hadits yang lebih mengetahui dari imam Bukhori ‘.
Saya
berani menantang para fans Al-Albani untuk membawakan satu hadits saja
dari jalur al-Albani yang sanadnya muttasil / bersambung sampai ke
Rasulullah Saw.
Sebagaimana sanad saya berikut ini :
Saya
Al-Faqir (Ibnu Abdillah Al-Katibiy) meriwayatkan Shohih Bukhori dengan
ijazah dari Sayyid Salim bin Abdullah bin Umar Asy-Syathiri, dari
gurunya sayyid Abdullah bin Sholih bin Hasyim Al-Habsyi, beliau membaca
keseluruhan atau sbgaian besarnya di kubah sayyid Abu Bakar Al-Adny bin
Abdullah Al-Aydrus di And, dari gurunya sayyid Muhammad bin Hadi bin
Hasan As-Seggaf dari sayyid ‘Idrus bin Umar Al-Habsyi dari sayyid
Abdurrahman bin Sulaiman Al-Ahdal dari gurunya syaikh Ibnus Sunnah
Sholih Al-Fulani, dari gurunya sayyid Ahmad bin Muhammad Al-Ujail
Al-Yamani dari gurunya Mufti Makkah Qutbid diin Muhammad bin Ahmad
Al-Harawi dari gurunya Abu Al-Futuh Ath-Thowusi dari gurunya Abu Yusuf
Al-Harawi beliau berkata “ Telah member kabar pada kami guru kami
Abdurrahman Muhammad bin Yusuf Al-Farisi Al-Furghooni, beliau berkata “
Telah memebri kabar pada kami guru kami Abu Luqman Yahya bin ‘Ammar bin
Maqbali bin Syahani Al-Khutlani, beliau berkata ‘ Telah member kabar
pada kami guru kami Al-Hafidz Abu Abdillah bin Yusuf bin Mathr bin
Sholih Al-Farbali, beliau berkata “ Telah memberi kabar pada kami guru
kami Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhori, telah member kabar
pada kami Musaddad, telah member kabar pada kami Abdul Warits, dari
Al-Ja’di dari Abi Roja dari Ibnu Abbas dari Nabi Saw, beliau bersabda :
من كره من اميره شيئا فليصبر فانه من خرج من السلطان شبرا مات ميتة جاهلية
“
Barangsiapa yang benci sesuatu dari pimpinannya, maka hendaklah
bersabar, sesungguhnya barangsiapa yang keluar dari penguasa satu
jengkal, maka ia mati jahiliyah “.
No comments:
Post a Comment