Monday 19 August 2013

Makna Fillah Pada Hadist Yg Menjadi Rujukan



قال رسو ل الله صلي الله عليه وسلم تفكراو في الاء اي في خلق الله ولا تفكروا في الله

BERFIKIRLAH PADA CIPTAAN ALLOH JANGAN KAMU BERFIKIR TENTANG YANG DI DALAM ALLOH

اله الخلق مولانا قديم # وموصوف بأوصاف الكمال

TUHANKU ADALAH PENCIPTA YANG BERSIFAT QODIM (DAHULU) YANG MEMPUNYAI SELURUH SIFAT-SIFAT KASAMPURNAN … MAHA DEKAT MAHA MELIPUTI DAN BERSAMAAN .. TIDAK BERTEMPAT NAMUN ADA DAN WAJIBUL WUJUD ADANYA … TUHAN YANG TIDAK GHAIB / BERSEMAYAM DI ATAS ARSY , KURSI, DIATAS LANGIT … KARENA TUHANKU TIDAK TERIKAT PADA TEMPAT RUANG DAN WAKTU DAN TIDAK BISA DI QIYAS …DENGAN APAPUN KEMAHA KEKALANNYA …

Dzat wajibul wujud yang tidak di dahului sifat ADAM (tidak ada) HUDUST (baru) FANA’ (rusak) dzat yang tidak di dahului oleh sifat AWAL dan dzat yang tidak bisa di batasi oleh sifat akhir … DIAlah dzattulloh yang tidak bertempat & masa yang maha awal maha akhir maha qodim .. dzat tidak terikat ruang dan waktu yang meliputi seluruh alam (IKHATHOH) .. baik alam mulki (jasad) alam lahir DUNIA … dan alam akhirat …. serta dzat yang tidak terpisah dari mahluk-mahluknya dengan sifat MAIYAH (besertaan) serta dzat yang maha dekat terhadap mahluk-mahlukNYA (AL-AQROB) …. semua telah di jelaskan di dalam al-qur’an :
وكان الله علي كل شئ محيطا
dan adanya alloh itu maha meliputi di seluruh mahluknya (setiap perkara yang ada) … bagai mana kita tahu meliputinya alloh kepada kita semua .. di ibarat meliputinya angin kepada manusia …. tidak di luar dan tidak di dalam … meliputinya dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki … terus bagaimana kita ini merasa kalo diri kita terpisah dari alloh ..???
وهو معكم اينما كنتم
adapun alloh itu menyertai seluruh mahluknya di manapun dia berada ,, inikan jawaban di mana alloh ?? alloh itu beserta kita semua dimanapun kita berada ,ketidak terbatasannya alloh itu dapat kita fahami dari sifat-sifat menyertainya pada setiap” mahluknya …. berarti alloh tidak jauh tidak dekat …. karena bagaimana kita menganggap alloh jauh kalo selalu menyertai mahluknya … bagaimana kita melihat kedekatan alloh kalo alloh itu maha meliputi pada mahluknya … semisal kita melihat pada sesuatu yang lain dari dalam / dari luar diri … melihatnya kita semua itu bersandar dari sifat BASHIROHNYA alloh , dengan kata lain aku melihat sesuatu yang sebenarnya melihat itu bukan si aku / si anu sebenarnya yang melihat itu alloh sendiri dengan sifat bashirohnya alloh sendiri … ???
ونحن اقرب اليه من حبل الوريد
dalil ini yang menunjukkan keMAHA dekatannya ALLOH pada mahluknya ” adapun alloh itu lebih dekat daripada sesuatu yang paling dekat di antara sesuatu yang paling dekat pada mahluknya” jika kita berfikir .. dekatnya lidah dengan rasa itu lebih dekat alloh dalam kenyataannya, dekatnya alloh pada sesuatu itu tidak sama dengan dekatnya sesuatu pada sesuatu .. kalo dekatnya sesuatu pada sesuatu itu masih ada kata terpisah sedang alloh tidak terpisah dan berkumpul pada sesuatu ….
Dengan ini kita bisa berfikir apakah KALAM ITU : kalam itu adalah pengertian (hidayah) yang tidak berupa huruf ,perkataan,lafadz / kalimah namun pengertian yang lahir dari setiap HIKMAH pelajaran pelajaran hidup yang kita alami ini … karena sifatnya KALAM itu tidak juz dan tidak jirim …. karena KALAM itu adalah kehendak alloh yang bersifat qodim dan azali ,,, namun tidak bertentangan dengan hukum serta pemahaman aqal indrawi semata … di ibarat rasa manis , bagaimanakah kita bisa menggambarkan rasa manis itu dengan perkataan / mencontohkan nya … dan rasa manis itu identik dengan kata gula , namun tidak semua manis itu adalah gula , bisa madu bisa yang lainya … karena KALAM itu bersifat universal (meliputi,bersamaan,dekat) yang selalu beriringan tidak terpisah tidak berkumpul (ESA)
HASIL MUFAKAT PARA ULAMA’ BAHWASANYA SIFAT ALLOH ITU FII AL DZOHIR,FII AL-BATHIN, FII AL-AWAL & FII AL-AKHIR, KARENA FIRMAN ALLOH
وَمَن كَانَ فِي هَـذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي الآخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلاً
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).
ومن لم يعرف بالله في الدنيا فكيف رايته في الاخرة وهي اضل سبيلا
barang siapa tidak mengerti (ma’rifat) pada alloh di dunia ,bagaimanakah dia mau melihat alloh di akhirat, itulah sebenar-benarnya tersesat dari jalan lurus.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لا تَعْمَى الأبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ”
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (al Hajj 22 : 46)
Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seandainya bukan karena setan menyelimuti jiwa anak cucu Adam, niscaya mereka menyaksikan malaikat di langit” (HR Ahmad).
Namun lihatlah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, teladan umat muslim justeru yang terjadi adalah kebalikannya:
قال ابو القاسم القشيري ( ولا يتاتى الايمان بالشيء الا بعد معرفته )
IMANNYA SESEORANG PADA SESUATU ITU TIDAK AKAN DATANG SETELAH MENGETAHUI HAKIKATNYA
قال ابو الحسن الاشعري ( اول ما يجب على المكلف معرفة الله ودينه ورسوله )
AWALNYA PERKARA YANG DI WAJIBKAN PADA ORANG” YANG MUKALLAF ITU MENGERTI HAKIKAT ALLOH KEMUDIAN AGAMA & UTUSANNYA
وقال ابن رسلان اول واجب على الانسان معرفة الله باستقان
KEWAJIBAN YANG PERTAMA KALI DI TETAPKAN PADA INSAN YAITU MA’RIFATULLOH
قال الغزالي: (لا تصح العبادةُ إلا بعدَ معرفةِ المعبود)
IMAM AL-GHOZALI MENJELASKAN : TIDAK SAH IBADAHNYA SESEORANG YANG BELUM MENGERTI HAQIQAT YANG DI SEMBAHNYA …..
واما ارباب البصائر فلامر عندهم بالعكس من ذالك فان الاعمال ترد للعلوم فالافضل العلوم ثم الاحوال ثم الاعمال
Adapun yang di maksud arbabul bashoir (orang-orang yang mempunyai penglihatan hati / berakal) adalah calon” khusus itu kebalikannya dari orang-orang pada umumnya … bagi mereka (orang umum) amal-amal perbuatan itu harus di kembalikan pada tingkah laku (ahlak) dan ahwal (tingkah) di kembalikan pada ilmu dan yang utama bagi mereka (arbabul bashooir) adalah mendahulukan ilmu baru berakhlaq kemudian yang terakhir baru beramal dengan perbuatan.
syeikh imam al-ghozali
قال شيخنا يحيا الانصاري الرسلاني :
اذا لم يبق عليك حركة لنفسك فكمل يقينك , واذا لم يبق لك وجودك فكمل توحيدك
Ketika geraknya anggota badanmu itu tidak tetap atas dirimu untuk dirimu (karena gerak hidup itu hak milikNya), maka sempurnalah keyaqinanmu. Dan ketika wujudmu (adamu) tidak tetap bagimu (fana’ / adam) , maka sempurnalah tauhidmu ….
اهل الباطن مع اليقين واهل الظاهر مع الايمان
Ahli batin itu bersama yaqiin dan ahli dhohir itu bersama iman
بَلِ الإنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
Al Qiyaamah ayat 14:”akan tetapi di dalam diri manusia ada bashirah (yang tahu Aku / alloh)”(QS 75:14).
إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
“Kepada Robb-nyalah mereka melihat.” – (QS.75:23)
Kata bashiroh ini disebut sebagai yang tahu atas segala gerak manusia yang sekalipun sangat rahasia. Ia biasa menyebut diri (wujud)-nya adalah “Aku”. Wujud “Aku” yang memiliki sifat tahu yang memperhatikan dirinya atas perilaku hati, kegundahan, kebohongan, kecurangan, serta kebaikan …
الانسان سري وانا سره واذا نظر الحق نظر الاسماء واذا نظر الاسماء نظر الصفات واذا نظر الصفات نظر الارواح واذا نظرالارواح نظر الحق تعلي بلا شك
Ia tidak pernah bersekongkol dengan perasaan dan pikiran, ia jujur dan suci, sehingga manusia, setan dan jin tidak bisa menembus alam ini karena ia sangat dekat dengan Alloh, sekalipun manusia itu jahat dan kafir. Adalah pernyataan Alloh atas pengangkatan sebagai wakil Alloh, sehingga Alloh menyebut tentang “Aku” ini sebagai ruh-Ku. Sebagai penghormatan yang maha tinggi seperti penghormatan Alloh terhadap Baitulloh …
وكلما يبين لك الا اذا خرجت عنك
وكلما أخلصت يكشف لك أنه هو لا انت تستغفر منك
wamaa yubayyinu laka taukhiduka illa idza khorojta ‘anka , wakullamaa akhlishta yaksyifu laka annahu huwa laa anta tastaghfiru minka
~=[Dan tauhidmu itu tidak akan bisa nyata bagimu kecuali kamu keluar dari dirimu sendiri]=
=[Ketika kamu dapat melepaskan dirimu darimu, maka akan tampak bagimu bahwa sesungguhny DIA adalah DIA, bukan dirimu yang mohon ampunan darimu]=~
Melihat apapun bisa mengantarkannya ingat kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala .seperti penjelasan para sahabat
Saiyidina abu bakar as shiddiq ra
ما رأيت شئا الا رأيت الله قبله
aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh sebelum melihatnya (sesuatu) Saidinaa utsman bin ‘affan ra
ما رأيت شئا الا رأيت الله بعده
aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh sesudah melihatnya (sesuatu)Saiyidina Umar al faruqi ra
ما رأيت شئا الا رأيت الله معه
aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh besertaan dengan melihatnya (sesuatu)
Saiyidina ‘ali karromallohu wajhah ra ..
ما رأيت شئا الا رأيت الله قيه
aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh meliputi dalamnya (sesuatu)
قال النبي صلي الله عليه وسلم لا دينا لمن لا ايمان له ولا ايمانا لمن لا حيا ء له ولا حياء لمن لا حشعه ولا حشوع لمن لا عقل له ولا عقل لمن لا فكر له ولا فكر لمن لا صح له ولا صح لمن لا عرف له ولا عرف لمن لا اسلام له كما قال سيدنا علي كرم الله وجهه اول الدين معرفة الله
ketahuilah saudaraku Sabda rosululloh saw syarat utama untuk mengenal agama itu wajib mengenal dulu alloh nya ”alloh” dari kata AL ma’rifat dan ”ILAH” sesembahan alloh adalah kumpulan dari pada seluruh dzat,sifat dan nama diseluruh alam semesta yg menjadi asal muasal wujud kita yg menjadi awal yg tidak ada permulaan yg menjadi akhir dan tidak ada batasan yg menjadi warna dari seluruh warna yg ada yg menjadi arah dari setiap arah yg ada yg menjadi dhohir dari setiap bentuk yg ada yg menjadi batin dari setiap ghaib yg ada,
DIA yg maha dari segala yg termaha yg meliputi disetiap makhluq nya dg kebersamaannya
DIA menjadi penggerak pd setiap wujud-wujud yg ada,
DIA yg tidak bermula yg tidak pernah lalai yg maha pengasih dg segala kasih sayangnya,
 Tiada kata / kalimah yg pantas untuk menggambarkannya untuk mengumpamakannya DIA yg maha wujud dari setiap wujud yg ada karena DIA kekal dalam keabadiannya selama lamanya....

No comments:

Post a Comment