Saturday 3 August 2013

Ajaran Shufi

KAUM WAHHABI MENGATAKAN TASAWWUF ( SHUFI ) BERTENTANGAN DENGAN HADIST & ALQUR'AN.....

Di sini kami akan sedikit memberi gambaran kepada mereka......

Pada dasarnya manusia cenderung menyukai kesenangan, kemegahan, kegembiraan & kekayaan....Bukankah begitu kawan......????
Bahkan tak jarang karena kesenengannya sampai menjadi iri dan hasud kepada orang lain yg memiliki hal2 yg tidak ia miliki. Kesemua itu adalah sifat tercela yg tidak diperbolehkan, kecuali hasud kepada dua orang, sebagaimana disabdakan Rosululloh.....
عن أبي مسعود رضي الله عنه قال: سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول لا حسد إلا في اثنين رجل ما لا فسلطه على هلكته فى الحق ورجل أتاه الله حكمة فهو يقضي بها ويعلمها.

Pertama, hasud kepada orang kaya yg mendermakan hartanya untuk memperjuangkan agama Alloh & mencari ridho Alloh....
Kedua, hasud kepada orang alim yang mengamalkan ilmunya. Dua orang tersebut boleh kita hasuti karena keduanya mampu menekan hawa nafsu. Sebab mengeluarkan harta & mengamalkan ilmu itu bagi nafsu sangat berat & barang siapa yg mampu menekan nafsunya berarti memanfaatkan ilmunya, sebagaimana yg diucapkan oleh Imam Syafi’i :

من لم يصن نفسه لم ينفعه علمه (إحياء علوم الدين ج:۱ ص:12

Barang siapa yg tidak mampu menjaga nafsunya, maka tidak bermanfaat ilmunya....

Ulama2 semacam itulah yg harus diikuti, sebab mereka termasuk dalam kategori Ulama’ billah, Ulama’ Akhirat atau Ulama’ al Amin, sebagaimana yg disabdakan oleh baginda Rosul ketika beliau berkhotbah:

أنه خطب للناس يوما فقال : (يآأيها الناس اتبعوا العلمآء فإنهم سرج الدنيا ومصابيح الآخرة) عزيز (حقة الحبيب ج:1 ص:2356)

Ikutlah kepada para ulama karena sesungguhnya mereka itu adalah pelita dunia & akhirat.

Ulama yg dimaksudkan disini adalah ulama akhirat, ulama yg mengamalkan, menghukumi & menyebarkan ilmunya.....
Ulama’ yg mempunyai tiga kriteria inilah yg harus kita ikuti sebab seorang ulama’ yg tidak mengamalkan ilmunya akan dimurkai oleh Alloh, sebagaimana yg diungkapkan oleh Imam Ghozali didalma kitabnya Ihya’ UlumuddinJilid 4 halaman 321,.... :

وقال بعضهم إذ أبغض الله أعطاه ثلاثا ومنعه ثلاثا أعطاه صحبة الصالحين ومنعه القبول منهم وأعطاه الأعمال الصالحة ومنعه الإخلاص فيهاوأعطاه الحكمة ومنعه الصدق فيها

Apabila Allah memurkai seorang hamba maka hamba itu akan diberinya tiga perkara akan tetapi ia terhalang oleh tiga perkara lainnya, tiga perkara itu adalah:

1. Diberi bisa berkumpul dengan para ulama’ akan tetapi ia tidak bisa megambil hikmah dari para ulama’ itu, (tidak mau taat pada nasehat dan tidak mau meniru akhlak budi baiknya)
2. Diberi kemampuan untuk beramal banyak akan tetapi ia tidak bisa ikhlas dalam beramal
3. Diberi ilmu banyak akan tetapi tidak mau jujur dengan ilmunya, mengetahui perkara wajib akan tetapi tidak mau melaksanakannya, mengetahui perkara haram akan tetapi diterjangnya.

Didalam Kitab Hikam hal 65 Ibnu Athoillah As Sakandary mengatakan bahwa tidak ada yg sanggup memegang teguh adab sopan santun kepada Alloh taala diwaktu lapang kecuali seorang wali yg karomahnya diketahui orang lain mereka minta Alloh untuk dicabut nyawanya.....
Hal demikian biasa dilakukan para karena teguhnya memegang adab kepada Allah, sebagaimana yg terjadi pada Mbah Washil Setonogedong Kediri, Abu Nawas yg pura2 menjadi seorang gila karena akan diangkat oleh raja sebagai Hakim. Mbah Sayid Sulaiman Mojoagung Jombang, beliau sujud sampai meninggal dunia karena beliau akan diangkat sebagai Hakim Kerajaan Mataram.....

البسط مزلة أقدام الرجال فهو لمزيد حذئهم وكثرة لجئهم والقبض أقرب إلى وجود السلامة لأنه وطن العبد إذهو في أسر قبضة الله وإحاطة الحق محيطة به ومن أين يكون للعبد البسط وهذا شأنه والبسط خروج عن حكم وفته والقبض هو اللائق بهذه الداء إد هو وطن التكليف وإبهام الخاتمة وعدم العلم بالسابقة والمطالبة بحقوق الله تعالى (الحكم:65)

Al Basthu adalah tempat terpelesetnya seorang hamba g Agung ‘arifin, karena mereka harus menambah kewaspadaan dan pengasingannya kepada Alloh SWT. Sedangkan Al Qobdhu itu lebih membuat mereka aman, karena Al Qobdhu adalah tempat seorang hamba. Seorang hamba itu berada dalam tawanan genggaman Alloh SWT dan lingkaran penjagaan Al Haq yang memagarinya. Dari mana mereka itu bisa keluar dari hukum waktunya. Al Qobdhu adalah tempat yg pantas bagi seorang hamba......

Banyak sekali orang yg terpeleset saat berada dalam kondisi riang hati (basthu) sebab kondisi tersebut sesuai dengan keinginan nafsu yang cenderung membuat orang mabuk kepayang dan kehilangan kesadaran. Lain halnya dengan orang yg berada dalam kondisi kesusahan, ia akan semakin pasrah dan mengandalkan secara penuh terhadap kedaulatan Yang Maha Agung, sadar bahwasanya dalam kondisi apapun ia ditempatkan itu terserah pada Alloh. Sehingga ia semakin dekat dan lebih mengandalkan pertolongan Alloh. Karena itulah mengapa Qobdhu itu lebih aman dari pada basthu, adalah karena di dunia ini tidak ada kenyamanan yang sejati sebagaimana yg dikemukakan oleh Imam Ja’far As Shodiq; “Tidak ada kenyamanan didunia ini maka janganlah engkau mencarinya, percuma saja. Sebab dunia ini adalah tempat taklif. Bila mendapatkan nikmat harus begini dan begitu. Bila mendapat musibah juga harus begini dan begitu. Jadi sama sekali tidak ada kenyamanan di dunia ini.......

Sebenarnya baik basthu maupun Qobdhu, kedua-duanya adalah merupakan ujian dari Alloh. Tergantung orang sendiri bagaimanakah cara menyikapinya. Hanya perbedaannya, basthu adalah ujian yg menyenangkan yg disebut mihnah, seperti harta yg berlimpah, sehat, toko laris dan sebagainya. Bisakah hamba menggunakan kenikmatan tersebut sebaik-baiknya pada jalan yang diridhoi Alloh. Sedangkan qobdhu adalah ujian yang tidak menyenangkan yang dikenal dengan sebutan baliyah. seperti sakit yg tak sembuh2, rumah roboh dan bermacam musibah2 lainnya. Kedua-duanya adalah ujian dari Alloh, bisakah hamba melewatinya…???? Disaat diberi mihnah akankah ia bersyukur atau disaat ditimpa baliyah mampukah ia untuk bersabar……

Wallahu A’lam…

No comments:

Post a Comment